Jadi dewasa?


Lets talk about being grown up...


Menjadi dewasa? Emang ada apa dengan menjadi dewasa?


Ngga ada yang salah sih, sangat normal malah, tapi kadang kita terperangkap dalam kedewasaan kita sendiri. Kita sering kali terjebak dalam dunia sebab akibat, kalau gw melakukan itu gimana ya? Ngga apa kan ya kalau aku makai baju itu? Duh, cewek itu cantik banget, kalau aku kenalan gimana ya? Konsekuensi dari apa yang kita lakukan jadi momok buat kita. I mean, kenapa ga "Just Do It", kayak iklan Nike itu.


Kadang gw kangen jadi anak-anak lagi, terutama kalau behubungan dengan seneng-senengnya. Pernah ngga kita memperhatikan anak-anak yang sedang main. Mereka begitu lepas, begitu bebas. Mereka tak ubahnya burung yang baru belajar terbang, sementara kita? Terperangkap dalam sangkar yang kita bangun sendiri. Kenapa sih kita ga bisa sesekali jadi anak-anak?


Yah.. Jadi anak-anak. Dulu gw pernah nyobain sih, ngerasain melakukan sesuatu tanpa dibawa ribet, tanpa peduli apa yang bakal terjadi. Ceritanya kita lagi liburan dan temen gw ada yang rumahnya deket Gunung Puntang, Jawa Barat. Akhirnya kita ikut dia pulkam, dan dengan nekatnya main ke gunung itu. Jalan Kaki!!! Trus besoknya lari pagi ke waduk yang jauhnya minta ampun. Selama jalan-jalan itu kita ga pernah menggunakan angkutan umum, kalaupun naik mobil kita cuma numpang truk yang bawa batu-batu kapur. Tapi itu jadi liburan yang palling berkesan. Sumpah!



Merasakan rasanya bebas. Mungkin itu yang kita butuhkan sekarang. Rasanya terbebas dari segala tuntutan hidup. Mengepakkan sayap yang selama ini tertutup. Si teman gw itu, Iman Awaluddin, pernah bilang gini. "To keep the child inside you alive". Kadang kita perlu bersikap kekanak-kanakan, susah jelasinnya, tapi intinya. Hidup jangan terlalu dibawa susah. Kadang otak itu ada saatnya cuma buat pajangan doang, biarkan naluri kamu yang berbicara. Biarkan hati yang berbicara.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fallen Words

Letters to God